Jurnal Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) http://139.180.223.195/index.php/dikdasmen <div class="description"> <p><strong>Jurnal Pendidikan Dasar dan Menengah</strong> <strong>(DIKDASMEN) </strong>merupakan Jurnal ilmiah yang di kelola secara peer review, memiliki p-ISSN: <a href="https://issn.brin.go.id/terbit/detail/20210712450524026" target="_blank" rel="noopener">2808-1811 </a>dan e-ISSN: <a href="https://issn.brin.go.id/terbit/detail/20210714030852626" target="_blank" rel="noopener">2808-2184</a>. Dikelola oleh ILIN Institute di bawah <a href="https://www.instagram.com/ilin_education_indonesia/" target="_blank" rel="noopener">Yayasan ILIN Education Indonesia</a> dengan No <a href="https://drive.google.com/file/d/1j_ZD4EUuCl7UugwlHyypbWEi4HpyUNto/view?usp=sharing" target="_blank" rel="noopener">SK Kemenkumham RI No: AHU-0022715.AH.01.04.Tahun 2021</a>, menerima artikel dalam bidang Pembelajaran, Pengajaran, Pendidikan dasar, Pendidikan Menengah.</p> <p><strong>Jurnal Pendidikan Dasar dan Menengah</strong> <strong>(DIKDASMEN)</strong> terbit tiga kali dalam setahun yaitu: April, Agustus, Desember. Kami mengundang Bapak/Ibu Peneliti, Dosen, Mahasiswa, Guru atau praktisi pada bidang pendidikan dasar dan menengah untuk mempublish artikelnya dengan menyesuaikan panduan dan template jurnal. Artikel dikirim secara langsung atau submit Via online ke website ini dengan melakukan registrasi terlebih dahulu.</p> </div> ILIN Institute Makassar en-US Jurnal Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) 2808-1811 Analisis Dampak Kesulitan Self-Disclosure terhadap Kesehatan Mental Siswa dan Penanganannya http://139.180.223.195/index.php/dikdasmen/article/view/2375 <p>Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran perilaku <em>self disclosure</em> pada NIB di SMP Negeri 8 Makassar, faktor-faktor penyebab kesulitan self disclosure pada NIB, dan upaya penanganan untuk membantu NIB dalam mengatasi masalah pribadi yang berkaitan dengan self-disclosure. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara dan observasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa NIB mengalami kesulitan dalam self-disclosure. NIB mengungkapkan kesulitan dalam membuka diri dan lebih memilih untuk memendam permasalahannya. Faktor-faktor internal maupun eksternal berkontribusi pada kurangnya self-disclosure ini. Salah satu intervensi yang digunakan dengan menggunakan teknik expressive writing melalui empat tahapan: <em>Recognition</em>, <em>Examination/Writing exercise</em>, <em>Juxtaposition/ Feedback</em>, dan <em>Application to the self</em>.. Melalui proses intervensi ini, NIB diberi kesempatan untuk mengekspresikan diri dengan bebas, menerima umpan balik yang konstruktif, dan menerapkan wawasan yang diperoleh dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, penerapan teknik expressive writing akan membawa perubahan positif dalam kemampuan self-disclosure dan kesejahteraan mental NIB.</p> Sartika Copyright (c) 2024 Jurnal Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) 2024-07-10 2024-07-10 1 6 10.26858/dikdasmen.v4i1.2375 Upaya Meningkatkan Kepercayaan Diri Siswa Dengan Menggunakan Teknik Self Talk http://139.180.223.195/index.php/dikdasmen/article/view/2385 <p>Penelitian ini menelaah penerapan teknik <em>self talk </em>untuk meningkatkan kepercayaan diri siswa di SMP Negeri 18 Makassar. Tujuan penelitian ini adalah : (1) Mengetahui gambaran kepercayaan diri siswa di SMP Negeri 18 Makassar, (2) Mengetahui gambaran pelaksanaan teknik <em>self talk </em>untuk meningkatkan kepercayaan diri siswa di SMP Negeri 18 Makassar, (3) Mengetahui apakah teknik <em>self talk </em>dapat meningkatkan kepercayaan diri siswa di SMP Negeri 18 Makassar. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, jenis penelitian eksperimental dengan model <em>True Experimental Design</em>. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan skala kepercayaan diri dan observasil. Jadi hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Tingkat kepercayaan diri siswa sebelum diberikan treatment teknik s<em>elf talk </em>berada pada kategori rendah dan setelah diberikan perlakuan berupa teknik <em>self talk </em>kepercayaan diri siswa meningkat atau berada pada kategori tinggi, (2) Pada saat pelaksanaan teknik s<em>elf talk </em>partisispasi siswa berada pada kategori tinggi (3) Penerapan teknik <em>self talk </em>signifikan dapat meningkatkan kepercayaan diri siswa.</p> Nur Wahyuni Copyright (c) 2024 Jurnal Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) 2024-07-10 2024-07-10 47 54 10.26858/dikdasmen.v4i1.2385 Studi Kasus Korban Perilaku Bullying dan Penanganannya pada Pendidikan Menengah Atas http://139.180.223.195/index.php/dikdasmen/article/view/2383 <p>Penelitian ini menelaah Korban dari perilaku bullying dan penangannya. (Studi kasus pada satu siswa di SMAN 5 Makassar). SL adalah mengalami masalah di lingkungan kelasnya dimana dia tidak nyaman dengan teman kelasnya karena merasa terkucilkan dan tidak di anggap dan sering mendapatkan perilaku bullying dari teman kelasnya,dimana hal tersebut berpengaruh pada minat akademis konseli. Pendekatan penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan jenis studi kasus. Subjek penelitian sebanyak satu orang berinisial SL. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara dan observasi. Analisis data menggunakan reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan Penerapan teknik assertive training menjadi salah satu poin penting dalam perubahan positif yang dialami oleh SL. Melalui teknik ini, SL belajar untuk mengungkapkan diri secara jelas dan tegas, tanpa menjadi agresif atau pasif, ketika menghadapi situasi bullying atau konflik dengan teman sekelasnya. Pelaksanaan konseling assertive Training dengan 4 kali pertemuan yang dapat mengatasi permasalahan SL.</p> Muh Gilang Ashsiddyq Copyright (c) 2024 Jurnal Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) 2024-07-10 2024-07-10 33 39 10.26858/dikdasmen.v4i1.2383 Meningkatkan Keterampilan Komunikasi Siswa dengan Menerapkan Permainan Songkok-Songkok Jangang dalam Bimbingan Kelompok http://139.180.223.195/index.php/dikdasmen/article/view/2376 <p>Penelitian ini menelaah penerapan permainan <em>Songkok-Songkok Jangang</em> dalam bimbingan kelompok untuk meningkatkan keterampilan komunikasi siswa di SD Inpres 242 Kanang-Kanang. Masalah dalam penelitian ini adalah: (1) Bagaimana gambaran keterampilan komunikasi siswa di SD Inpres 242 Kanang-kanang? (2) Bagaimana&nbsp;gambaran penerapan <em>Songkok-Songkok Jangang</em> dalam bimbingan kelompok di SD Inpres 242 Kanang-Kanang? (3) Apakah ada pengaruh penerapan <em>Songkok-Songkok Jangang</em> dalam bimbingan kelompok untuk meningkatkan keterampilan komunikasi di SD Inpres 242 Kanang-Kanang? Pendekatan penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian <em>Experimental </em>dengan model <em>quasi eksperimental design</em>. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu skala keterampilan komunikasi dan observasi. Jadi hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Keterampilan komunikasi siswa sebelum penerapan permaianan <em>Songkok-Songkok Jangang</em> berada pada kategori rendah (2) Selama pelaksanaan permainan <em>Songkok-Songkok Jangang</em> dalam bimbingan kelompok tingkat partisipasi siswa berada&nbsp;pada kategori tinggi (3) Penerapan permainan <em>Songkok-Songkok Jangang</em> dapat meningkatkan secara signifikan keterampilan komunikasi siswa di SD Inpres 242 Kanang-Kanang.</p> Serina Copyright (c) 2024 Jurnal Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) 2024-07-10 2024-07-10 19 27 10.26858/dikdasmen.v4i1.2376 Metode Experiental Learning dalam Meningkatkan Keaktifan Peserta Didik http://139.180.223.195/index.php/dikdasmen/article/view/2388 <p>Tujuan penelitian ini adalalah untuk mendeskripsikan peningkatan keaktifan peserta didik melalui metode <em>experiental Learning</em> di UPT SPF SMPN 33 Makassar. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini dengan menggunakan lembar observasi. Hasil pengamatan keaktifan peserta didik saat layanan BK dikelas dengan menggunakan metode&nbsp; <em>experiental learning</em> dapat meningkat, keaktifan peserta didik pada siklus I yaitu 70% dan pada siklus II meningkat menjadi 90%. Hal ini mengindikasikan bahwa metode <em>experiental learning</em> dapat dijadikan sebagai salah satu model pembelajaran dalam meningkatkan keaktifan peserta&nbsp;didik&nbsp;di&nbsp;kelas. Maka dari data diatas dapat disimpulkan bahwa menggunakan metode <em>experiental learning</em> dapat meningkatkan keaktifan&nbsp;peserta&nbsp;didik</p> Paiqa Widiya Dhana Copyright (c) 2024 Jurnal Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) 2024-07-11 2024-07-11 67 71 10.26858/dikdasmen.v4i1.2388 Implementasi Program Layanan Bimbingan dan Konseling di Sekolah Penyelenggaraan Inklusi Jenjang Menengah Atas http://139.180.223.195/index.php/dikdasmen/article/view/2378 <p>Program layanan bimbingan dan konseling di sekolah penyelenggara&nbsp; inklusi&nbsp; diharapkan&nbsp; dapat dilakukan&nbsp; menyeluruh&nbsp; kepada siswa berkebutuhan khusus dan siswa reguler. Dalam program layanan bimbingan dan konseling, siswa regular dan anak berkebutuhan khusus dibantu&nbsp; untuk mengembangkan keterampilan&nbsp; dasar untuk kehidupan. Tujuan&nbsp; penelitian&nbsp; ini&nbsp; adalah&nbsp; untuk mengetahui&nbsp; pelaksanaan&nbsp; program layanan bimbingan dan konseling di sekolah penyelenggara inklusi. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Deskriptif Kualitatif. Sumber data diperoleh dari sumber data primer dan sumber data sekunder.&nbsp; Teknik pengumpulan&nbsp; data yaitu&nbsp; melalui&nbsp; studi pustaka,&nbsp; wawancara dan&nbsp; dokumentasi.&nbsp; Pengambilan&nbsp; sampel&nbsp; bersifat purposive sampling. Hasil penelitian analisis data deskriptif kuantitatif dan analisis&nbsp;&nbsp; data&nbsp; deskriptif&nbsp;&nbsp; kualitatif&nbsp;&nbsp; menunjukkan&nbsp;&nbsp; bahwa&nbsp; perencanaan program&nbsp; bimbingan&nbsp; dan konseling&nbsp; di&nbsp; sekolah&nbsp; inklusi&nbsp; dalam&nbsp; kategori kurang baik, penyusunan program bimbingan dan konseling di sekolah inklusi&nbsp; dalam&nbsp; kategori&nbsp; kurang baik,&nbsp; implementasi&nbsp; program bimbingan dan konseling di sekolah inklusi dalam kategori buruk, evaluasi program bimbingan&nbsp;&nbsp; dan&nbsp; konseling&nbsp;&nbsp; di&nbsp;&nbsp; sekolah&nbsp;&nbsp; inklusi&nbsp;&nbsp; dalam&nbsp;&nbsp; kategori&nbsp;&nbsp; buruk. Simpulan dari penelitian ini bahwa pelaksanaan program bimbingan dan konseling di sekolah penyelenggara inklusi belum berjalan dengan baik.</p> Suci Insyirah. R.S Copyright (c) 2024 Jurnal Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) 2024-07-10 2024-07-10 6 11 10.26858/dikdasmen.v4i1.2378 Perilaku Nomophobia dan Penanganannya pada Siswa di Pendidikan Menengah http://139.180.223.195/index.php/dikdasmen/article/view/2386 <p>Tujuan penelitian ini adalah&nbsp; untuk mengetahui apa itu <em>nomophobia</em> dan penyebabnya pada subjek AF di SMPN 8 Makassar serta bagaimana penanganannya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Jenis penelitian ini adalah studi kasus. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi dan wawancara. Hasilnya adalah deskripsi perilaku <em>nomophobia </em>subjek AF adalah tidak bisa lepas dari handphone saat pembelajaran berlangsung, merasa cemas apabila handphone nya tidak ada baterai serta kurang bersosialisasi di dunia nyata dengan teman-temannya. Penyebabnya adalah kurangnya pengontrolan diri, factor kebiasaan sedari dulu, dan cemas apabila tidak memakai handphone. Penanganannya adalah peneliti menerapkan treatment dengan teknik kontrak perilaku untuk mengurangi perilaku. Setelah penanganan subjek AF dapat mengurangi&nbsp; <em>nomophobia</em>-nya.</p> Nurul Azizah Copyright (c) 2024 Jurnal Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) 2024-07-10 2024-07-10 55 59 10.26858/dikdasmen.v4i1.2386 Konseling Individu Teknik Assertive Training pada Siswa Korban Bullying http://139.180.223.195/index.php/dikdasmen/article/view/2384 <p>Pada fenomena <em>bullying</em>, terdapat korban yang akan menjadi subjek <em>bullying</em> karena kemampuan tidak dapat melawan perundungan yang diterima. Untuk itu, pemberian layanan konseling individual bagi korban dapat diberikan agar tegas lagi dalam menghadapi penindasan atau segala macam bentuk <em>bullying</em>. Teknik konseling yang dapat digunakan ialah <em>assertive training</em> dimana siswa diajarkan untuk bersikap asertif atau dengan kata lain bersikap tegas mempertahankan haknya tanpa melukai orang lain. Hasil yang diharapkan yakni korban <em>bullying</em> konseli menyatakan dengan tegas apabila suatu hal tidak sejalan dengan keinginannya tanpa menyinggung pihak manapun. Metode yang digunakan dalam penelitian yaitu <em>literature review</em> dengan melihat artikel, jurnal, dan buku yang relevan dengan topik. Hasil penelitian, konseling individual teknik <em>assertive training</em> yaitu definisi, hasil dan juga tahapan pelaksanaan konseling <em>assertive training</em>.</p> Andi Magfirah Samad Copyright (c) 2024 Jurnal Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) 2024-07-10 2024-07-10 40 46 10.26858/dikdasmen.v4i1.2384 Penerapan Teknik WDEP: Solusi Mengatasi Motivasi Belajar Rendah Siswa http://139.180.223.195/index.php/dikdasmen/article/view/2382 <p><span style="vertical-align: inherit;"><span style="vertical-align: inherit;">Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki efektivitas penerapan teknik Wants, Doing, Evaluation, dan Planning (WDEP) dalam meningkatkan motivasi belajar siswa. Penelitian ini menggunakan pendekatan Penelitian Tindakan Bimbingan Konseling (PTBK) dengan dua siklus intervensi. Peserta penelitian adalah siswa yang mengalami rendahnya motivasi belajar di sebuah sekolah menengah. Data dikumpulkan melalui observasi, wawancara, dan analisis dokumen. Analisis data dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif dengan proses analisis siklus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan teknik WDEP secara signifikan meningkatkan motivasi belajar siswa. Siklus pertama intervensi menunjukkan peningkatan kesadaran siswa akan keinginan belajar mereka, kemampuan evaluatif, dan perencanaan yang lebih terstruktur. Siklus kedua menunjukkan peningkatan yang lebih besar dalam motivasi belajar, dengan peningkatan yang signifikan dalam nilai akademik siswa. Temuan ini memberikan pemberdayaan praktis bagi praktisi bimbingan dan konseling serta pendidik untuk mengintegrasikan teknik WDEP dalam praktik mereka guna meningkatkan motivasi belajar siswa. Penelitian lanjutan diperlukan untuk mengeksplorasi dampak jangka panjang dari penerapan teknik ini serta untuk mengadaptasi pendekatan ini agar sesuai dengan kebutuhan siswa yang beragam.</span></span></p> Ummulia Ainun Rauf Copyright (c) 2024 Jurnal Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) 2024-07-10 2024-07-10 28 32 10.26858/dikdasmen.v4i1.2382 Metode Talking Stick: Sebuah Solusi Membangun Keterampilan Komunikasi Interpersonal Peserta Didik melalui Layanan Bimbingan Klasikal http://139.180.223.195/index.php/dikdasmen/article/view/2379 <p>Tujuan penelitian ini ialah untuk membangun keterampilan komunikasi interpersonal peserta didik melalui layanan bimbingan klasikal dengan metode <em>talking stick</em>. Tugas perkembangan remaja salah satunya&nbsp; mengembangkan kemampuan berkomunikasi dan belajar berinteraksi dengan teman sebaya atau orang lain, baik secara indivual maupun kelompok. Namun hasil penelitian terdahulu diketahui bahwa sebagian besar peserta didik masih rendah dalam berkomunikasi dengan teman sebaya dan berinteraksi dengan lingkungan sekitar. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk membangun keterampilan komunikasi interpersonal peserta didik dengan pemberian layanan bimbingan klasikal dengan metode <em>talking stick</em>. Metode talking stick sebagai model pembelajaran dengan bantuan tongkat yang mendorong siswa untuk berani menyatakan pendapat dan gagasan sesuai arahan konselor/guru BK. Karena melalui metode talking stick dapat menciptakan keaktifan siswa dalam memperoleh keterampilan, intelektual, sikap, dan keterampilan motorik. Adapun. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode <em>literature review</em>.Berdasarkan hasil kajian dalam penelitian ini diperoleh kesimpulan hasil penelitian bahwa metode <em>talking stick</em> dapat diterapkan dalam keterampilan berbicara, siswa diharapkan lebih giat untuk berlatih dalam mengungkapkan ide dalam bentuk berbicara, sehingga kemampuan berbicara siswa semakin baik. Oleh karena itu secara tidak lansung dapat membangun keterampilan komunikasi interpersonal peserta didik baik dilingkungan sekolah maupun lingkungan masyarakat</p> Ummul Gazali Copyright (c) 2024 Jurnal Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) 2024-07-10 2024-07-10 12 18 10.26858/dikdasmen.v4i1.2379 Konseling Individual Teknik Kursi Kosong terhadap Kepercayaan Diri Siswa Korban Bullying http://139.180.223.195/index.php/dikdasmen/article/view/2387 <p>Bullying menjadi fenomena yang marak terjadi di kalangan remaja khususnya di lingkungan sekolah. Tindakan berlebihan yang dilakukan berulang kali secara sadar oleh seseorang yang lebih kuat terhadap seseorang yang lebih lemah secara psikis dan fisik. Dampak tindakan bullying terhadap korban bisa sangat serius dan jangka panjang, salah satunya penurunan kepercayaan diri. Korban bullying sering kali merasa tidak berharga, tidak disukai, dan tidak bersemangat. Hal ini dapat menyebabkan mereka menarik diri dari interaksi sosial, merasa malu dan cemas yang berlebihan, serta memiliki citra diri yang negatif. Tujuan penelitian ini untuk mengkaji dan mengetahui pentingnya konseling individual teknik kursi kosong dapat membantu siswa mengembalikkan kepercayaan dirinya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah penelitian kualitatif dengan <em>literatur review</em> (kajian literatur). Hasil penelitian menunjukkan bahwa konseling individual teknik kursi kosong terhadap siswa korban bullying dapat meluapkan semua emosi yang terpendam dan mengatakan apa yang seharusnya ia katakan dan memberikan kepuasan tersendiri serta menimbulkan rasa percaya diri sendiri bagi korban bullying.</p> Minhad Rahmaniyah Copyright (c) 2024 Jurnal Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) 2024-07-10 2024-07-10 60 66 10.26858/dikdasmen.v4i1.2387